Yuk!! Mengenali Filosofi Hidup Ala Stoicism Di Bulan Yang Penuh Berkah | Oleh : Najahatin
”The meaning of life is to give life meaning
(Arti dari hidup adalah memberi kehidupan itu arti)”
-Viktor Frankl
Di bulan yang penuh berkah ini, adakalanya sejenak untuk merenung atau mungkin pernah terlintas pertanyaan seperti, Apa sebenarnya arti hidup? Bagaimana prinsip-prinsip yang seharusnya memandu tindakan dan keputusan yang harus diambil? Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya. Dalam suasana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, masalah kehidupan dan hakikat manusia telah banyak dibahas. Masalah ini cukup penting dan menarik, karena merupakan titik tolak menyangkut fungsi manusia dalam kehidupan.
Pandangan hidup ala stoic yang dapat diambil dan lebih resonance dengan kita:
Stoicism (Ketenangan dan Pengendalian Diri)
Stoic merupakan filososfi hidup yang akhir-akhir ini banyak dibahas dimana-mana, hal ini bukanlah yang yang mengherankan karena stoic adalah salah atu filosofi hidup yang telah memengaruhi banyak orang sepanjang sejarah, hingga saat ini masih relevan dengan dunia yang terus mengalami perubahan. Dalam stoicism ada beberapa pandangan dasar yang membentuk kerangka filosofinya yaitu:
Pertama Pengendalian diri dalam hal ini stoic mengajarkan bahwa kita harus memiliki kendali penuh atas emosi, tindakan dan rekasi terhadap situasi. Mereka percaya bahwa kendali diri merupakan kunci untuk mencapai kedamaian dalam hidup.
Kedua Penerimaan takdir bahwa kita harus menerima apapun yang tidak dapat diubah dalam hidup sebagai bagian dari takdir, semua takdir haruslah diterima dan dicintai walaupun takdir tersebut melemparkan rasa sakit. Meminjam kalimat dari Rabi’ah Al-Adawiyah “Seseorang tidak dapat dipercaya kata-katanya, jika dia tidak melupakan ujian saat merenungi Tuhannya” level Rabi’ah Al-Adawiyyah ketika mengingat Allah ia siap menerima apapun, bahkan sebelum ia mendapat ujian dia telah ikhlas dan ridha atas ujian paling pahit pun ia siap asalkan Allah tidak meninggalkannya.
Yang Ketiga adalah tidak bergantung pada materi stoic percaya bahwa kebahagiaan sejati tidak bergantung pada materi melainkan pada moralitas dan kualitas karakter.
Beberapa konsep yang perlu dipahami dalam Stoicism adalah Ataraxia (keadaan pikiran yang dicapai melaui kendali diri dan penerimaan) hal ini memerlukan proses dan praktik panjang dalam kehidupan sehari-hari. Ataraxia berarti tidak bergantung pada faktor eksternal seperti kekayaan, popularitas dan materi. Menerima tegas atas segala penderitaan tetapi tetap bisa mengendalikan dan dapat menyeimbangkan emosi, tidak terjatuh dalam emosi berlebih seperti kemarahan, kecemasan, kegembiraan berlebihan serta paham akan konsep kedua yaitu dikotonomi kontrol yakni mencari tahu dan mempelajari akan hal-hal yang dapat di kontrol dan tidak dapat di kontrol. Contoh, orang lain berbicara buruk, kita tidak dapat mengontrol pemikiran dia tetapi kita dapat mengontrol reaksi dan emosi kita terhadap kejadian tersebut. Dan kita harusnya hanya berfokus pada apa yang dapat di kontrol.
Memperdalam stoicism dapat membantu menjalani kehidupan sehari-hari seperti ketika mengatasi stres atau kecemasan. Jika dalam keadaan tersebut maka kita dapat melakukan langkah-langkah seperti mengindentifikasi apa yang berada dalam kontrol atau kendali kita, yaitu emosi, pikiran dan tindakan kita. Lalu menerima kenyataan bahwa situasi tersebut mungkin berada di luar kendali kita, serta fokus pada tindakan apa yang kita ambil untuk mengatasi situasi tersebut daripada menghawatirkan hal yang berada diluar kendali kita. Serta kita dapat menangani sebuah kegagalan dengan lebih baik, seperti menerima kegagalam sebagian dari kehidupan yang normal, belajar dari kesalahan dan memperbaiki diri dan menggunakan kegagalan sebagai peluang untuk terus tumbuh dan memperkuat ketahanan mental, menjaga diri dari nafsu, meningkatkan moralitas sebagai manusia dan menghormati diri sendiri.
Dan jelas bahwa hakikat wujud dari manusia dalam kehidupan adalah melaksanakan kekhalifahannya: membangun dan mengolah kehidupan sesuai dengan kehendak Ilahi. Karenanya ditetapkanlah tujuan hidupnya adalah mengabdi kepada Allah swt. (QS. 51: 56).
Artikel Karya : Najahatin
Sekretaris PAC IPPNU Pragaan


Posting Komentar untuk " Yuk!! Mengenali Filosofi Hidup Ala Stoicism Di Bulan Yang Penuh Berkah | Oleh : Najahatin"